Selalu ada sisi positif dan negatif dari
semua hal, termasuk teknologi. Jika tidak hati-hati, perkembangan
teknologi yang harusnya memudahkan, justru bisa menganggu kisah cinta
Anda.
Ada orang yang mendapatkan kekasih lewat Internet, tetapi
ada juga yang dicampakkan pujaan hati lewat SMS. Kehadiran teknologi
dalam dunia percintaan memang kini semakin maju. Bukan hanya sekadar
alat penghubung tapi juga bisa berfungsi sebagai detektif sampai
“satpam”. Nah, jika tidak hati-hati, kecanggihan teknologi yang baik
malah bisa berbalik merugikan kehidupan cinta Anda. Waspadalah!
Sibuk sendiri
Ketak-ketik
di BlackBerry atau telepon selular cerdas Anda hampir tak bisa berhenti
bahkan sampai detik terakhir sebelum tidur. Sering kali Anda lebih
fokus pada ponsel, ketimbang pasangan yang duduk manis di sebelah. Saat
liburan, interaksi Anda berdua juga kerap kurang maksimal karena
kehadiran gangguan yang masuk melalui gadget Anda.
Jangan biarkan
gadget atau alat komunikasi lainnya mengurangi kualitas hubungan Anda
dengan orang terdekat. Usahakan sebisa mungkin melupakan gadget Anda dan
berbincang dengan kekasih, teman makan malam. Bagaimanapun sentuhan
personal dan interaksi saat tatap muka penting untuk meningkatkan
kualitas hubungan walau Anda sudah saling berkabar seharian lewat pesan
singkat.
Prioritas pertama
Apa yang Anda
lakukan ketika baru bangun tidur? Memeluk pasangan, mencium si buah
hati, atau memeriksa pesan di ponsel Anda? Jawaban yang terakhir mungkin
lebih banyak dipilih saat ini.
Sadarkah Anda bahwa saat ini si
gadget andalan sudah berubah jadi prioritas ketimbang orang tersayang?
Berapa kali Anda harus melepaskan genggaman saat menonton bioskop dengan
kekasih karena harus memeriksa pesan? Kerap juga pembicaraan penting
dengan pasangan terganggu karena ada tanda pesan masuk di ponsel.
Jangan
membiarkan diri Anda “dijajah” gadget. Selalu tetapkan batasan kapan
Anda bisa terus memeriksa pesan di ponsel dan kapan Anda bisa
benar-benar fokus untuk berinteraksi dengan kekasih. Orang tersayang
Anda pasti kecewa jika ia dinomorduakan, meski oleh benda elektronik.
Eksistensi
Semakin
berkembang, Internet menjadi tempat untuk berbagai macam hal, termasuk
tempat menunjukkan eksistensi. "Kok status Facebook kamu masih single,
kan kita sudah jadian?"
"Pasang foto sama aku dong di avatar Twitter?"
Nah,
hal kecil seperti ini sering jadi pemicu konflik. Kata sayang atau
komitmen kini tak cukup lagi hanya ditunjukkan secara tatap muka
langsung. Status di Internet pun penting untuk mengukuhkan sebuah
hubungan. Jika kekasih keberatan, maka potensi konflik bisa terjadi.
Dianggap
masih ingin cari pacar, tidak mau menunjukkan sudah punya istri, atau
bahkan dituduh tidak sayang jika tidak mau memajang eksistensi orang
tersayang di situs jejaring sosial! Padahal setiap orang punya alasan
dan preferensinya masing-masing.
Bisa saja sang kekasih menolak
mengungkap terlalu banyak kisah pribadi atau kehidupan cintanya di
jejaring sosial karena lebih banyak menggunakannya untuk urusan
pekerjaan. Bicarakan hal ini baik-baik dan jangan jadikan sebagai
tuntutan.
Jika ia memang siap membuka kehidupan pribadinya ke
publik, tanpa diminta pun ia akan senang hati memasang status in a
relationship atau married di profil jejaring sosialnya.
Mata-mata
Penguntit
atau stalker era masa kini memang berbeda dengan jaman Alfred
Hitchcock. Sekarang, tak lagi perlu keluar rumah untuk mengetahui apa
yang sedang dikerjakan kekasih, di mana ia berada, hingga dengan siapa
ia pergi. Cukup intip-intip status jejaring sosialnya atau bahkan
lengkapi ponselnya dengan aplikasi berbasis GPS sehingga mudah melacak
keberadaannya.
Ini juga menjadi potensi konflik karena tak
sedikit pasangan yang cemburu buta. Kekasih dan mantannya sama-sama
'check-in' foursquare di mal tertentu dan bukan berarti mereka sedang
bersama. Bisa saja kebetulan.
Atau kasus lain, jika pasangan Anda
terlalu sering mention seseorang di Twitter, maka Anda secara otomatis
membuka profil orang tersebut: Siapa dia dan apa hubungannya dengan
kekasih Anda.
Apakah dalam konfrontasi Anda lebih percaya
Internet ketimbang ucapan pasangan? Apalagi jika pasangan saling tahu
password. Secara berkala pasti akan ada aktivitas saling memeriksa inbox
atau aktivitas dan pertemanannya di situs tersebut secara diam-diam.
Huft!
Melelahkan sekali ya jadi kekasih zaman sekarang. Mungkin banyak yang
sudah lupa pada yang namanya kepercayaan dalam suatu hubungan. Karena
itu jangan lupakan komunikasi tatap muka langsung agar hubungan tetap
kuat tanpa perlu sibuk menjadi penguntit di dunia maya.
Tuntutan baru
Sudah
dibaca (“R”) kenapa belum dibalas? Kenapa dia nggak mau memberi tahu
password Facebook? Tak sedikit juga pasangan yang meminta kekasihnya
mengirim bukti foto tempat ia berada karena tidak percaya pada ucapan
kekasih. Banyak tuntutan baru muncul dengan adanya perkembangan
teknologi. Tuntutan ini seringkali menjadi sumber konflik jika pasangan
belum memiliki dasar hubungan yang kuat.
Mudah menilai
"Pacar baru kamu narsisistik ya, lihat saja Facebooknya."
"Kayaknya teman baru kamu orangnya aneh deh kalau aku lihat Twitternya."
Ketika
bertemu atau mendengar nama orang baru, tak jarang yang dilakukan
adalah mencari akun jejaring sosialnya atau menelusuri namanya di mesin
pencari. Hasil pencarian akun jejaring sosialnya pun bermacam-macam. Ada
yang positif, ada yang negatif. Tapi sering hasil pencarian itu
dijadikan bahan untuk menilai orang tersebut. Bisa jadi Anda membatalkan
kencan hanya karena melihat “keanehan” pada akun jejaring sosialnya.
Seperti
halnya jangan menilai buku hanya dari sampulnya, jangan pula menilai
seseorang hanya dari akun jejaring sosialnya. Memang akun jejaring
sosialnya bisa memberikan gambaran tentang orang tersebut, tapi tak ada
salahnya bertemu langsung dan siapa tahu ia tak seperti yang Anda duga.
Selingkuh
Ini
yang paling berpotensi menimbulkan konflik. Beberapa studi mengatakan
aktivitas yang tinggi pada situs jejaring sosial bisa membuka potensi
selingkuh. Kemudahan untuk menggoda dan berhubungan dengan teman lama
bisa membuka pintu baru untuk main api. Sekadar berteman atau sudah
masuk ke kategori selingkuh? Batasan flirting pun kini semakin abu-abu
dengan adanya fitur-fitur di jejaring sosial.
Jangan biarkan hal
ini terjadi pada hubungan Anda. Kuncinya, tetap pertahankan kualitas
komunikasi dan kepercayaan dalam hubungan. Kuatkan hubungan Anda lewat
interaksi secara langsung dan tetap saling berkabar lewat gadget
andalan.
Jangan biarkan Internet dan gadget merusak hubungan cinta Anda yang begitu berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar