1. Bisnis sampingan
Tidak ada yang salah dengan memiliki hobi. Apalagi jika hobi itu memberi Anda keuntungan. Yang tidak baik adalah menjual jasa Anda kepada manajer dan rekan-rekannya. Contoh kasus: Seorang wanita bekas rekan kerja saya mendapat umpan balik negatif mengenai kinerjanya. Gosip mengatakan, manajemen sudah tidak tahan dengan kelakuannya di tempat kerja, yang kurang konsentrasi saat rapat. Dia juga sering mengulang-ulang kesalahan.
Suatu hari, di tengah makan malam resmi, seorang manajer mengumumkan rencana pernikahannya. Di luar dugaan, si wanita ini langsung menawarkan jasa penyelenggara pernikahan — yang merupakan bisnis sampingannya selama ini. Ketika dia bertanya padaku, mengapa para manajer terlihat kikuk setelah dia menawarkan jasanya, aku hanya membatin, “Ya iyalah. Kamu dibayar Rp50 juta setahun tetapi bekerja asal-asalan karena malah mementingkan bisnis sampingan.”
2. Kelelahan karena bersiap-siap untuk pekerjaan baru
Datang ke kantor dengan wajah lesu karena habis lembur? Keren. Bahkan bisa bikin mudah naik jabatan. Tetapi kalau datang ke kantor berwajah layu gara-gara belajar hingga tengah malam, untuk persiapan pindah kerja? Tidak keren.
Cerita nyata: Ada kolega yang datang ke rapat pagi lalu menguap. Bos kami pun bertanya, apakah dia mengantuk karena pulang kencan terlalu malam? “Inginnya sih begitu. Tapi saya belajar hingga larut malam untuk persiapan sertifikat mengajar,” jawab dia. Sudah berulang kali memang dia menyampaikan rencananya untuk keluar dari pekerjaan yang sekarang.
3. Mengungkap penyakit secara rinci
Jika Anda mau tidak masuk kantor karena sakit, silakan. Mau bercerita sakitnya ringan atau berat? Silakan juga. Tetapi apa pun yang terjadi, tidak perlu bercerita secara detail mengenai penyakit Anda, apalagi bila itu akan menimbulkan dampak yang tidak sedap. Beberapa tahun lalu, seorang anak magang di kantor kami mengirim email kepada bos mengenai infeksi yang dideritanya, ehm, di selangkangan. Saya tidak akan pernah lupa ekspresi jijik bos saya saat membaca email.
4. Kesalahan yang Anda lakukan
Suatu ketika saat jam istirahat, kami berbagi cerita mengenai kejadian lucu di kantor, memalukan dan khusus dewasa sampai akhirnya ada satu cerita yang membuat semua orang terdiam. Tidak masalah jika Anda sekadar bercerita tidak sengaja merusak mesin fotokopi, tetapi, lain halnya jika merusak hubungan dengan klien.
Salah satu rekan saya sedang memegang minuman yang hampir tumpah, ketika dia tertawa terbahak-bahak mengenang masa ketika dia tidak sengaja mengetwit acara TV Bravo atas nama klien (waktu itu dia bekerja sebagai manajer media sosial). Ketika dia melihat bos menatapnya, dia pun panik dan memesan minuman lebih banyak lagi. Sungguh sebuah cara yang akan membuat kepercayaan bos menghilang.
5. Alasan pindah kerja
Alasan yang dapat diterima untuk meninggalkan pekerjaan Anda sebelumnya untuk pekerjaan Anda saat ini bisa jadi, relokasi, alih profesi, dorongan untuk mencari tantangan atau minat dalam budaya perusahaan yang berbeda. Satu hal yang bukan merupakan alasan yang cukup, dan jika diucapkan bisa menyebabkan sejumlah masalah serius pada hubungan atasan-bawahan terhadap Anda? Bahwa Anda sedang mencari sesuatu yang "tidak menyibukkan, kurang menantang, dan lebih mudah."
Itu adalah kutipan langsung dari seorang gadis yang bekerja dengan saya yang tampaknya tidak terkejut ketika manajernya terlihat jengkel. Maksudku, gadis ini membantu untuk membangun perusahaan dari bawah dan seorang pegawai baru mengatakan kepada dirinya bahwa pada dasarnya dia turun jabatan dengan bekerja di sini karena dia butuh istirahat dari keramaian dan hiruk-pikuk sebuah perusahaan yang lebih keras? Meskipun itu benar, itu seperti dia seperti menampar sang pemilik perusahaan di wajah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar