Oktober 03, 2013

Pentingnya Waktu Sarapan bagi Kesuburan Wanita

Wanita yang sedang berjuang untuk hamil harus mulai mengatur waktu agar bisa selalu sarapan pada pagi hari. Karena penelitian baru mengungkapkan, sarapan yang sarat akan kalori di pagi hari dapat membantu wanita mencegah sindrom ovarium polikistik.
Sindrom ovarium polikistik adalah suatu gangguan kesuburan pada wanita yang ditandai dengan adanya sejumlah kista-kista kecil disekitar ovarium dan gejala lain seperti haid yang tidak teratur. Kondisi ini menyebabkan infertilitas pada wanita menurun, karena ovulasi tidak dapat terjadi dan sel telur tidak dilepaskan dari ovarium untuk dibuahi oleh sperma.
Sindrom ini memengaruhi sekitar 6-10% wanita pada waktu reproduksi, dan menggangu reproduksi mereka. Karena adanya resistensi insulin, yang menyebabkan peningkatan hormon androgen, haid tidak teratur, rambut rontok, tumbuh jerawat, gangguan kesuburan dan diabetes.
Maka dari itu, tim peneliti dari Universitas Ibrani Yerusalem, Israel, menunjukan bahwa sarapan di pagi hari dapat membantu mencegah sindrom tersebut. Menurut para peneliti, asupan kalori di pagi hari juga mampu mengatur insulin, menurunkan kadar hormon androgen yang tinggi dan faktor lainnya yang mencegah wanita untuk hamil.
Untuk melakukan penelitian para peneliti mengundang 60 peserta wanita berusia 25-39 tahun yang memiliki nilai BMI kurang dari 23. Lalu para peserta penelitian dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing kelompok diperbolehkan mengonsumsi sekitar 1.800 kalori perhari selama 12 minggu dan para peneliti membedakan waktu sarapan antar kedua kelompok tersebut, pagi hari, dan malam hari.
Hasilnya menunjukan bahwa kadar glukosa dan resistensi insulin menurun sebesar 8% pada kelompok wanita yang mengonsumsi makanan tinggi kalori di pagi hari dibandingkan dengan kelompok makan besar di malam hari yang justru tidak menunjukan perubahan sama sekali.

“Penelitian ini jelas memperlihatkan bahwa jumlah kalori yang kita konsumsi sehari-hari sangat penting, bahkan waktu untuk mengonsumsinya jauh lebih penting,” kata Profesor Oren Froy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar