Sesuai dengan namanya, radang tenggorokan alias faringitis adalah suatu
peradangan pada tenggorokan (faring). Tapi apa penyebabnya dan bagaimana
cara mencegahnya? Mari kita simak serba-serbi radang tenggorokan
berikut ini.
Berdasarkan durasinya, radang tenggorokan atau faringitis terbagi menjadi:
- Akut (kurang dari 2 minggu)Pada
tingkatan ini, sekret atau cairan dari tenggorokan berwarna bening dan
biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Dalam satu sampai dua hari,
gejala yang ditunjukkan cukup berat. Jika dilihat dengan senter khusus,
bagian dalam tenggorokan akan terlihat kemerahan, juga terdapat sejumlah
benjolan yang juga kemerahan. Gejala yang timbul adalah demam, nyeri
tenggorokan, sakit saat menelan dan pembesaran kelenjar getah bening di
leher.
- Subkronik (2 minggu - 3 bulan) Pada
radang ini, bercak-bercak dalam tenggorokan terlihat merah muda dan ada
cairan yang berwarna keruh, tenggorokan akan terlihat membengkak.
- Kronik (lebih dari 3 bulan)Pada
tahap kronis, justru biasanya tidak disertai rasa sakit ketika menelan,
karena gejalanya yang lebih ringan. Gejala umumnya adalah tenggorokan
terasa gatal, kering dan ada lendir yang susah dikeluarkan. Selain itu,
penderita juga batuk dan seperti ada yang mengganjal di tenggorokan.
Faringitis kronis sendiri bisa ditemukan sebagai kelainan pada faring
atau sebagai dampak dari infeksi saluran nafas atas lainnya.
Penyebab
umum radang tenggorokan sebanyak 40 hingga 60 persen adalah infeksi
virus. Sisanya disebabkan oleh bakteri dan alergi. Namun radang
tenggorokan juga bisa dipicu oleh:- Rhinitis dan sinusitis
- Radang di daerah mulut, caries gigi dan infeksi pada amandel
- Refluks asam lambung yang naik ke tenggorokan.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang merangsang iritasi tenggorokan (makanan pedas, asam, dingin, berminyak dan beralkohol).
- Polusi udara (debu, asap rokok atau sering berada di daerah industri).
- Merokok.
- Seseorang yang biasa bernafas lewat mulut karena hidung tersumbat.
- Penggunaan kortikosteroid inhalasi untuk pengobatan penyakit asma.
Sebagai langkah-langkah penanganan, dapat dilakukan:- Pemberian antibiotik bila terdapat infeksi bakteri.
-
Mencari dan mengobati kelainan yang jadi penyebab dasar. Bila ditemukan
masalah di hidung dan sinus paranasalis maka harus langsung diobati.
- Untuk kasus refluks asam lambung, makan malam harus dilakukan 2 jam sebelum tidur.
- Terapi simptomatis seperti pemberian obat batuk, obat nyeri, obat demam, obat isap atau berkumur dengan larutan garam hangat
dr. Selfiyanti Bimantara, M.Kes, SpTHT-KL
- Perbanyak minum air putih untuk menjaga kelembapan daerah tenggorokan.
- Menghindari polusi udara, salah satunya dengan pemakaian masker.
-
Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan
iritasi tenggorokan, seperti makanan berminyak atau yang terlalu
panas/dingin.